Jumat, 01 April 2011

Islam Zaman Sekarang



Kondisi umat Islam zaman sekarang tidak sama dengan umat Islam dulu. Umat Islam zaman dulu, Pedoman hidup mereka adalah Al Qur'an, dan mereka menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutan. Semuanya serba jelas, terutama karena Rasulullah SAW sendiri masih berada di tengah-tengah mereka, jadi orang yang dicontoh masih hidup. Mereka adalah orang-orang yang memang menghambakan dirinya pada Allah SWT. Banyak nilai-nilai Islam zaman dulu yang sudah hilang di zaman ini.
Ajaran Rasulullah SAW adalah berdakwah dengan memberi contoh, bukan teori yang saat ini kebanyakan cuma dogma & doktrin yang tidak jelas landasan berpikirnya. Rasulullah SAW berdakwah dengan pendekatan manusiawi yang terbukti efektif daripada pemaksaan kehendak.
Bahkan Allah SWT sendiri telah menjelaskan dalam Al Qur'an bahwa "Tidak ada paksaan dalam agama". Ini bermakna bahwa seseorang beragama harus dengan kesadarannya sendiri, bukan karena dihasut ataupun didoktrin, bukan karena orangtua, bukan karena tuntutan masyarakat maupun karena pasangan hidupnya, tapi betul-betul harus murni dari pemahaman dan kesadarannya sendiri untuk menganut suatu agama, sebab dia sendirilah yang akan menanggung segala konsekuensi akan agama yang dianutnya, menjalaninya dengan ikhlas, tidak karena terpaksa.
Jika kita melihat umat Islam zaman sekarang, betapa sudah jauh keadaannya dari ajaran Islam yang semestinya. Al Qur'an yang adalah Pedoman Hidup Muslim telah menjadi buku yang nomor-2,3,4..10 atau bahkan tidak dihiraukan sama sekali, sementara mereka sibuk mencari referensi-referensi pengetahuan Islam dari sumber-sumber lain, yang sebenarnya menurut klasifikasi urutan hukum Islam adalah jauh di bawah Al Qur'an. Padahal, hanya Al Qur'an-lah yang dijamin kebenarannya oleh Allah SWT, sekali lagi hanya Al Qur'an!! Hadits manapun juga tidak ada jaminan bahwa itu bebas dari kesalahan periwayatan atau bahkan pemalsuan.
Kalau kita mau berpikir: Siapa yang bisa memalsukan Al Qur'an, yang dalam hal ini adalah karya Allah SWT? Tiada seorangpun yang sanggup mengimbangi tata-bahasa maupun susunan kalimat bak Al Qur'an. Namun Hadits? Siapa yang menjamin kebenarannya? Hadits adalah karya periwayatan manusia yang dapat dipelajari tata-bahasa maupun penyusunan kalimat-kalimatnya bahkan sampai pada perawi-perawinya.
Hadits hanya dapat dikatakan benar dan shahih jika ada referensinya, yakni pedoman yang lebih tinggi yang mutlak benar, Al Qur'an. Jadi, kandungan suatu hadits tidak boleh bertentangan dengan Al Qur'an. Terlebih jika mau menggunakan daya pikir, Rasulullah SAW adalah Al Qur'an hidup, Al Qur'an berjalan, mustahil beliau mencontohkan sesuatu (perkataan, perbuatan maupun persetujuan - hadits) yang bertentangan dengan Al Qur'an. Jadi, melihat kondisi-kondisi tersebut, untuk menentukan suatu hadits shahih atau tidak, amat mudah saja, yakni cocokkan hadits tersebut dengan Al Qur'an, jika sesuai maka hadits itu shahih, jika tidak sesuai maka hadits itu tidak shahih, terlepas dari siapapun perawi atau periwayat maupun penerusnya! Ingat, bagaimanapun juga siapapun mereka, adalah manusia yang tidak terbebas dari kesalahan!

Umat Islam saat ini, takut untuk mempelajari sendiri Al Qur'an secara langsung, takut tersesat penafsiran katanya, memang tidak sedikit yang mengajarkan hal itu. Hal inilah yang patut disesalkan.  Padahal Allah SWT menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman untuk dipelajari oleh setiap muslim, agar mereka semua berpengetahuan dan paham akan Islam. Al Qur'an adalah pengajaran Allah SWT kepada manusia agar mereka berpengetahuan sesuai dengan kehendakNya, yakni fitrah dan sunatullah. Namun kebanyakan muslim zaman sekarang justru berprasangka buruk dalam mempelajari Al Qur'an, yakni takut salah, takut tersesat pemahaman..padahal Allah SWT justru menurunkan Al Qur'an sebagai petujuk bagi tiap muslim. Inilah akar permasalahan yang ada. Akhirnya, umat Islam saat ini kebingungan karena begitu banyak pengajaran-pengajaran yang tidak sama satu dengan yang lain, begitu banyak perbedaan. Mereka kebingungan menilai mana yang benar dan mana yang tidak. Padahal untuk menentukan baik-buruk maupun benar-salah dibutuhkan pedoman, yang dalam hal ini, referensi yang mutlak benar hanyalah petunjuk dari Allah SWT, yakni Al Qur'an itu sendiri. Mempelajari Al Qur'an adalah suatu proses yang panjang untuk mencapai pemahaman, namun jika kita tidak pernah memulainya, maka kita tidak akan pernah maju melangkah. Jarak sejauh apapun, akan terselesaikan juga jika kita terus melangkah, namun jika kita tidak pernah mau melangkah, sampai kapanpun kita tidak pernah kemana-mana, padahal usia kita ada batasnya. Orang-orang yang lalai adalah orang-orang yang membuang-buang waktunya tanpa peduli akan petunjuk Allah SWT. Bagaimana kita akan menjadi baik dan benar jika kita tidak tahu pedomannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar